Jumat, 25 Juni 2010

makalah geo penduduk

MAKALAH
KONDISI UMUM KABUPATEN BENGKAYANG









Nama :

YULIANUS RUSANDI ( 080401050033 )


MATA KULIAH : GEOGRAFI PENDUDUK
FAK / JUR : FKIP GEOGRAFI


UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2010



KATA PENGANTAR


Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang diberi judul “Kondisi Umum Kabupaten Bengkayang” dapat terselesai sebagaimana mestinya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, mahasiswa pendidikan Geografi serta pembaca dalam mengembangkan kemampuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan maklah ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan makalah ini.





Malang,Juni 2010




Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………………….........
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………............
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. RumusanMasalah ………………………………………………………………...
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi …………………………………………..
B. Kondisi Fisiografis Kabupaten Bengkayang………………………… …………
1. Letak Geografis ………………………………………………………………..
2. Keadaan klimatologis…………………………………………………………..
3. Keadaan Lithosfera……………………………………………………………..
4. Keadaan biosfer…………………………………………………………………
5. Keadaan hidrosfer………………………………………………………………..
C. Keadaan Penduduk......................... ………………………………………………..
1. Ratio jenis kelamin (sex ratio =SR) ...................................................................
2. Beban tanggungan (Dependency Ratio = DR)……………………………………
3. Jumlah Anak Lahir Hidup ………………………………………………………….
4. Jumlah Anak Masih Hidup………………………………………………………..
5. Rasio Anak dan Wanita (Child Woman Ratio/CWR)……………………………..
6. Pendidikan yang Ditamatkan……………………………………………………….
7. Angka Kematian Bayi dan Anak …………………………………………………..
8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)……………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang, dan Kantor Bupati di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.
Sebelumnya Kabupaten Bengkayang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas, yang karena adanya UU Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal. Namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan depat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung kantor bupati satu atap, di mana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai di revitalisas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah gambaran umum di Kabupaten Bengkayang ?
2. Bagaimanakah kondisi Fisiografis Kabupaten Bengkayang ?
3. Bagaimanakah kondisi penduduk di Kabupeten Bengkayang ?




C. Tujuan Penulisan
Secara umum, tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mendeskripsikan keadaan umum Kabupaten Bengkayang serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Penduduk serta menambah wawasan kami tentang potensi-potensi yang ada di Kabupaten Bengkayang.
Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui gambaran umum di Kabupaten Bengkayang.
2. Mengetahui kondisi Fisiografis Kabupaten Bengkayang.
3. Mengetahui kondisi pendudukdi Kabupaten Bengkayang.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi kajian dan refleksi bagi pemerintah Kabupaten Bengkyang terutama dalam pembangunan di bidang ekonomi,potensi wilayah dan pengembangan wilayah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah Kabupaten Bengkayang di harapkan lebih efektif dalam pembangunan di bidang potensi daerah.
b. Bagi para pembaca dapat memahami keadaan dan potensi diwilayah Kabupaten Bengkayang.
c. Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian, terutama mengenai kondisi wilayah Kabupaten Bengkayang.











Kabupaten Bengkayang


Lambang Kabupaten Bengkayang





Peta lokasi Kabupaten Bengkayang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten baru di provinsi Kalimantan Barat yang mulai terbentuk setelah adanya undang-undang otonomi daerah. Dasar pembentukan Kabupaten Bengkayang adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999, yaitu
Kabupaten Bengkayang merupakan pecahan dari Kabupaten Sambas. Selanjutnya, pada tahun 2001, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001, Kabupaten Bengkayang dimekarkan kembali, yaitu dengan berdiri sendirinya Kota Singkawang yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkayang.

B. Kondisi Fisiografis Kabupaten Bengkayang
1. Letak Geografis

Kabupaten Bengkayang berada pada posisi 0033’00” Lintang Utara sampai dengan
1030’00” Lintang Utara dan 108039’00” Bujur Timur sampai dengan 110010’00” Bujur Timur.
Letak Kabupaten Bengkayang berada di bagian utara Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Posisi
Kabupaten Bengkayang yang berada di dekat garis khatulistiwa menyebabkan suhu dan kelembabannya yang relatif mencirikan daerah tropis
 Bagian Utara berbatasan langsung dengan negara Malaysia atau tepatnya berbatasan
 dengan Serawak-Malaysia Timur.
 Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pontianak.
 Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau
 Bagian Barat berbatasan dengan Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, dan Laut
Natuna



2. Keadaan klimatologis
1. Musim
Seperti umumnya wilayah Indonesia, Kabupaten Bengkayang hanya mengenal dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Untuk musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September, sedangkan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa perubahan (pancaroba) pada bulan April - Mei dan Oktober - November.
2. Temperatur udara dan suhu udara
Temperatur udara di suatu daerah antara lain dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan iklim tempat tersebut. Kabupaten Bengkayang termasuk wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan cirinya adalah mempunyai temperatur udara yang tinggi atau panas dan lembab, apalagi letak Kabupaten Bengkayang yang relatif dekat dengan garis khatulistiwa sehingga temperatur udaranya lebih panas. Keadaan temperatur udara rata-rata 27,2°C dengan suhu terendah 26,7°C dan tertinggi 27,8°C serta kelembaban nisbi (rh) rata-rata 83,3°.
3. Curah hujan
Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah iklim, keadaan geografi, dan pertemuan arus udara. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Bengkayang selama tahun 2006 mencapai 244 mm. Curah hujan sebesar ini termasuk tinggi dan hal ini dipengaruhi oleh wilayah Kabupaten Bengkayang yang masuk dalam wilayah tropis (dengan ciri hutan tropis yang cukup lebat dan kelembaban udara tinggi). Rata-rata curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Maret.
4. Keadaan angin
Sedangkan kecepatan angin rata-rata sebesar 3,2 knot dan kecepatan tercepat terjadi pada bulan Agustus (5,1 knot) yang datang seiring dengan musim penghujan.

3. Keadaan Lithosfera
a. Topografi
Ada dua kondisi alam yang membedakan wilayah Kabupaten Bengkayang. Kondisi alam yang pertama adalah pesisir pantai. Keseluruhan wilayah pesisir ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sungai Raya. Kondisi alam yang kedua adalah daratan dan perbukitan yang terdiri dari Kecamatan Capkala, Samalantan, Monterado, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding.
b. Jenis Tanah
Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Bengkayang adalah jenis tanah poldosit merah kuning, yaitu sebesar 322.347 hektar dan yang paling sedikit adalah jenis OGH, yaitu sebesar 6.700 hektar.
Dilihat dari persebaran lerengnya, sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkayang masuk pada kelas lereng 15-40 % dan hanya sebagian kecil yang masuk dalam kelas lereng lebih dari 40 %. Selanjutnya, dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar masuk dalam tekstur sedang, yaitu sebesar 343.023 hektar. Luas wilayah tergenang di Kabupaten Bengkayang hanya sebesar 36.020 hektar dan luas wilayah yang tidak adalah tergenang sebesar 503.610 hektar.
4. Keadaan biosfer
a. Flora
Kabupaten bengkayang memiliki berbagai jenis fauna yang unik yang tentunya memiliki kekhasan dengan wilayang lain di Indonesia, beberapa jenis fauna yang ada antara lain terdapat berbagi jenis anggrek hutan, berbagai jenis kayu seperti meranti,bengkirai dan lai-lain.
b. Fauna
Kabupaten Bengkayang yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat memiliki berbagai jenis hewan yang khas diantaranya terdapat berbagai jenis kera, orang utan, burung-burung seperti burung ruai, burung enggang,babi utan, ikan-ikan

5. keadaan hidrosfer
a. laut
Sebelah barat kabupaten Bengkayang berbatasan dengan Laut Natuna, Kabupaten Bengkayang memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan. Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang menjanjikan kesejahteraan bagi para nelayan di kabupetan Bengkayang, ini dimungkinkan untuk mengembangkan budidaya laut dimana perairan laut di wilayah ini relatif belum tercemar oleh limbah industri dan ketersediaan benih yang cukup banyak serta menyebar secara merata.
b. Fauna
Kabupaten Bengkayang yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat memiliki berbagai jenis hewan yang khas diantaranya terdapat berbagai jenis kera, orang utan, burung-burung seperti burung ruai, burung enggang,babi utan,serta barbagai jenis ikan.

C. Keadaan Penduduk
Penduduk pada dasarnya adalah modal dasar pembangunan yang paling penting dan secara tegas digariskan dalam GBHN. Suatu wilayah yang memiliki jumlah penduduk besar berarti memiliki aset potensial yang berguna dalam mendukung percepatan roda pembangunan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang besar tersebut mengindikasikan jumlah angkatan kerja yang tersedia juga dalam jumlah yang besar apalagi jika didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai. Akan tetapi, jika sumber daya penduduk tersebut tidak berkualitas maka penduduk tersebut justru akan menjadi penghambat bagi pembangunan itu sendiri. Mengingat peran dan fungsi tersebut, pembangunan di bidang kependudukan selalu mendapat perhatian utama dalam setiap tahapan pembangunan.

Penduduk memiliki peran ganda dalam pembangunan baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan. Hal ini dikarenakan penduduk juga merupakan pelaku pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan penduduk itu sendiri. Dengan demikian, penduduk yang dimaksud tidak lagi hanya sebagai obyek melainkan juga sekaligus memposisikan diri sebagai subyek pembangunan wilayah.

Peran dan fungsi penduduk sangat strategis dalam dinamika pembangunan di berbagai bidang baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Oleh karena itu, pembangunan bidang kependudukan selalu mendapat tempat utama pada tiap lini tahapan pembangunan. Selain itu, akhir dari setiap tujuan pembangunan adalah meningkatkan mutu penduduk secara utuh dan menyeluruh yang biasanya diawali dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dipandang dari sisi jumlah, pertambahan penduduk di suatu wilayah akan membawa dampak yang sangat menguntungkan bagi ketersediaan angkatan kerja. Pada sisi lain, penambahan angkatan kerja menuntut perluasan kesempatan kerja. Jika antara keduanya tidak seimbang maka akan menimbulkan dampak negatif, yaitu lonjakan angka pengangguran (unemployment).

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Tabel Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Bengkayang Tahun 2006
no kecamatan Luas wilayah km2 Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan
(Jiwa per Km2)

1 Sungai raya 75,85 19 728 260
2 Capkala 46,35 7 373 159
3 Sungai Raya Kepulauan 394,00 23 120 59
4 Samalantan 420,50 16 367 39
5 Monterado 291,00 24 938 86
6 Lembah Bawang 188,00 4 678 25
7 Bengkayang 167,04 18 536 111
8 Teriak 231,51 12 127 52
9 Sungai Betung 205,95 8 817 43
10 L e d o 481,75 14 255 30
11 Suti Semarang 280,84 4 820 17
12 Lumar 275,21 5 918 22
13 Sanggau Ledo 392,50 11 218 29
14 Tujuh Belas 221,00 11 339 51
15 Seluas 506,50 14 346 28
16 Jagoi Babang 655,00 7 163 11
17 . Siding 563,30 7 140 13
jumlah 5 396,30 211 883 39
Sumber: BPS Kabupaten Bengkayang, Proyeksi Penduduk



Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2006 adalah sebesar 211.883 jiwa. Bila dirinci menurut kecamatan maka Kecamatan Lembah Bawang merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduknya sedangkan Kecamatan Monterado merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bengkayang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu. Dilihat dari kepadatan penduduknya, kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sungai Raya sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Jagoi Babang.

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Bengkayang

NO KECAMATAN 1990 - 2000 2000 – 2006

1 Sungai Raya -0,66 2,38
2 Capkala 0,24 2,75
3 Sungai Raya Kepulauan -1,36 3,79
4 Samalantan 0,83 3,12
5 Monterado 0,20 2,93
6 Lembah Bawang 0,31 3,18
7 Bengkayang 0,84 3,28
8 Teriak 0,70 3,08
9 Sungai Betung 1,48 2,82
10 L e d o 6,17 3,32
11 Suti Semarang 1,54 3,42
12 Lumar 0,45 3,37
13 Sanggau Ledo -0,20 2,90
14 Tujuh Belas 1,68 2,63
15 Seluas 1,98 3,32
16 Jagoi Babang 4,78 3,01
17 Siding 1,95 2,91
JUMLAH 0,80 3,08

Sumber: BPS Kabupaten Bengkayang, Proyeksi Penduduk

Tingginya kepadatan penduduk suatu wilayah akan menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah masalah pemenuhan kebutuhan perumahan akibat luas lahan yang terbatas. Selain itu, tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi juga akan menimbulkan kerawanan terhadap terjadinya konflik sosial masyarakat.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkayang yang dihitung dengan metode geometrik selama kurun waktu 16 tahun terakhir terlihat berfluktuasi. Dalam kurun waktu 1990-2000, laju pertumbuhan penduduk per tahun rata-rata hanya mencapai 0,8 persen sedangkan dalam kurun waktu 2000-2006, laju pertumbuhan penduduk rata-rata hanya mencapai 3,08
persen. Rendahnya laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 1990-2000 tersebut diperkirakan terjadi karena banyaknya penduduk yang berpindah keluar wilayah kabupaten
yang diakibatkan oleh adanya konflik antar suku yang sering terjadi antara tahun 1990-2000 dan puncak konfliknya terjadi pada tahun 1997-1999 yang lalu. Namun demikian, laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi terjadi di Kecamatan Ledo dan Jagoi Babang. Hal ini dipengaruhi oleh adanya program transmigrasi yang masuk pada kedua kecamatan tersebut yang sebagian besar terjadi antara tahun 1990-2000.





Tabel Jumlah penduduk menurut kelompok umur

TABEL 4.1.4. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
DAN JENIS KELAMIN
Table
Population by Age Group and Sex
2006

Kelompok Umur
Age Group Laki-laki
Male
(Jiwa) Perempuan
Female
(Jiwa) Jumlah
Total
(Jiwa)
(1) (2) (3) (4)
0 – 4 17 851 17 224 35 075
5 – 9 12 859 12 423 25 282
10 – 14 10 519 10 185 20 704
15 – 19 11 404 10 684 22 088
20 – 24 10 435 9 684 20 119
25 – 29 8 698 8 336 17 034
30 – 34 7 615 7 271 14 886
35 – 39 6 749 6 185 12 934
40 – 44 5 809 5 477 11 286
45 – 49 4 904 4 735 9 639
50 – 54 3 943 3 638 7 581
55 – 59 3 006 2 569 5 575
60 – 64 2 200 1 761 3 961
65 – 69 1 476 1 191 2 667
70 – 74 859 730 1 589
75 + 782 681 1 463
Jumlah/Total 109 109 102 774 211 883
Tahun 2005 106 104 99 773 205 877
2004 103 083 96 576 199 659
2003 100 155 93 498 193 653
2002 97 298 90 508 187 806
Sumber/Source: BPS Kabupaten Bengkayang

1. Ratio jenis kelamin (sex ratio =SR) tahun 2006

Diketahui:
M : laki-laki
F : perempuan
K : konstanta besarnya sama dengan 100

Jawab






Penjelasan: ini berarti bahwa untuk setiap 106 penduduk laki-laki sebanding dengan 100 penduduk perempuan.


2. Beban tanggungan (Dependency Ratio = DR)

Data diperoleh dari tabel





Secara umum, angka beban ketergantungan Kabupaten Bengkayang masih cukup tinggi, yaitu sebesar 69,4 pada tahun 2006. Besarnya angka beban tanggungan tersebut berarti dari 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus menanggung 69 penduduk usia non produktif baik itu anak-anak (0-14 tahun) maupun lansia (65 tahun keatas). Secara rinci, angka beban ketergantungan anak jauh lebih besar dibanding dengan angka ketergantungan lansia (lanjut usia), yaitu sebesar 64,8 dibanding dengan 4,57. Hal ini berarti bahwa angka beban tanggungan untuk anak adalah yang paling berperan dalam tingginya angka beban tanggungan secara total. Dengan demikian, diketahui bahwa penduduk Kabupaten Bengkayang sebagian besar adalah kelompok usia muda yang belum produktif dan belum dapat aktif secara ekonomi.

4. Jumlah Anak Lahir Hidup

Tabel Persentase Wanita Umur 10 Tahun ke Atas Yang Pernah Kawin
Menurut Jumlah Anak Lahir Hidup di Kabupaten Bengkayang Tahun 2006

Jumlah Anak Lahir Hidup Persentase
(1) (2)
0 5,10
1 16,41
2 21,21
3 20,62
4 12,83
5 8,43
6 5,57
7 4,41
8 2,56
9 1,42
10+ 1,44
jumlah 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Bengkayang, diolah dari Susenas 2006

Dengan adanya program Keluarga Berencana (KB) mulai awal tahun 1970-an, terbukti pandangan masyarakat tentang pandangan banyak anak banyak rejeki mulai luntur dan digantikan menjadi keluaga kecil bahagia sejahtera. Diharapkan dengan jumlah anak yang tidak terlalu banyak, kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, orang tua dapat mengikuti perkembangan fisik dan psikologis anaknya lebih optimal. Tujuan akhir program KB
ini adalah diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih
handal dalam segala bidang di masa mendatang. Jumlah anak yang dilahirkan hidup pada wanita pernah kawin usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Bengkayang ternyata masih cukup tinggi. Terlihat bahwa persentase wanita yang pernah kawin dan memiliki 5 atau lebih adalah sebesar 23,82 persen. Namun demikian, jika dilakukan perbandingan antara wanita yang memiliki jumlah anak kurang atau sama dengan empat orang dan yang lima orang atau lebih maka persentasenya masih lebih banyak keluarga yang jumlah anak lahir hidupnya kurang atau sama dengan empat. Dari data jumlah anak lahir hidup diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kelahiran di Kabupaten Bengkayang masih cukup tinggi.
5. Jumlah Anak Masih Hidup

Tabel Persentase Wanita Umur 10 Tahun ke Atas Yang Pernah Kawin
Menurut Jumlah Anak Masih Hidup di Kabupaten Bengkayang Tahun 2006

Jumlah Anak Masih hidup Persentase
(1) (2)
0 5,89
1 17,14
2 21,17
3 21,30
4 12,28
5 8,82
6 5,97
7 3,07
8 2,67
9 0,89
10+ 0,80
jumlah 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Bengkayang, diolah dari Susenas 2006

Data jumlah anak yang masih hidup merupakan salah satu indikator penting dalam kependudukan. Dari data ini, dapat diketahui tingkat kematian, derajat kesehatan masyarakat, pemenuhan gizi, dan penyediaan prasarana kesehatan dalam masyarakat.

Persentase jumlah anak yang masih hidup di Kabupaten Bengkayang menurut data Susenas tahun 2006 cukup bagus. Dari wanita pernah kawin berusia 10 tahun ke atas yang mempunyai anak lebih dari dua orang, sebesar 55,79 persen anak yang dilahirkan masih hidup sampai sekarang. Hal ini berarti bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan, pemenuhan gizi masyarakat, dan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2006 sudah cukup baik.


6. Rasio Anak dan Wanita (Child Woman Ratio/CWR)

Rasio anak dan wanita adalah hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak (usia
0-4 tahun) dengan jumlah penduduk wanita usia produktif (15-49 tahun). Pada tahun 2006,
besarnya rasio anak dan wanita di Kabupaten Bengkayang adalah sebesar 670. Hal ini berarti bahwa di antara 1000 wanita usia produktif terdapat 670 anak. Angka ini mengindikasikan tingkat fertilitas yang masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita.
7. Pendidikan yang Ditamatkan

Perlunya pendidikan yang intensif yang berkaitan dengan kemampuan dasar penduduk dapat dilihat dari tamatan pendidikan penduduk. Untuk itu, dikenal indikator tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk yang menunjukkan persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan atau ijazah tertinggi yang dimiliki.

Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin
dan Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bengkayang Tahun 2006

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
SD 29,98 28,11 29,10
SMP 18,31 15,92 17,18
SMA 9,10 8,72 8,93
Perguruan Tinggi 2,51 1,3 1,94

Sumber: BPS Kabupaten Bengkayang

Pada tahun 2006, persentase penduduk 10 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan sekolah dasar adalah sebesar 29,10 persen. Selanjutnya, yang telah menamatkan pendidikan minimal sekolah lanjutan tingkat pertama adalah sebanyak 17,18 persen, diikuti sekolah lanjutan tingkat atas sebesar 8,93 persen, dan perguruan tinggi sebesar 1,94 persen. Perbedaan tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk dapat dilihat dari jenis kelamin. Tingkat pendidikan penduduk laki-laki di semua jenjang pendidikan relatif lebih tinggi dibanding tingkat pendidikan penduduk perempuan. Akan tetapi, melihat kecenderungan yang diperlihatkan oleh partisipasi sekolah penduduk, tidak tertutup kemungkinan bahwa indikator tingkat pendidikan tersebut pada tahun-tahun yang akan datang cenderung lebih baik untuk penduduk perempuan.

Persebaran penduduk yang tidak merata dan penyediaan kelengkapan berbagai sarana pendidikan yang masih sangat terbatas sangat berpengaruh pada distribusi penduduk menurut pendidikan. Upaya peningkatan pendidikan di Kabupaten Bengkayang belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk memacu perbaikan tingkat pendidikan penduduk harus dilakukan percepatan. Selain program wajib belajar 9 tahun yang harus terus digalakkan, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan juga harus terus ditingkatkan, dan sasaran peningkatan kualitas pendidikan juga harus dipertajam. Perlu dukungan dari semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat guna percepatan peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Kabupaten Bengkayang di masa yang akan datang.

8. Angka Kematian Bayi dan Anak

Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan kondisi bayi, orang tua, khususnya sang ibu, kondisi perumahan, serta kondisi kesehatan lingkungan orang tua sang bayi tinggal. Angka kematian bayi ini dirumuskan sebagai jumlah kematian bayi berumur dibawah 1 tahun selama tahun tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran pada tahun yang sama. Biasanya angka kematian bayi dibedakan menurut jenis kelamin.

Berdasarkan data susenas 2003-2004, angka kematian bayi laki-laki lebih besar dibanding angka kematian bayi perempuan dan tren penurunan bayi. Angka kematian bayi laki-laki pada tahun 2003 di Kabupaten Bengkayang sebesar 53,71 dan pada tahun 2004 menjadi sebesar 3,60. Selanjutnya, angka kematian bayi perempuan pada tahun 2003 adalah sebesar 40,29 dan pada tahun 2004 menjadi sebesar 40,21. Artinya di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2003, dari setiap 1000 kelahiran yang terjadi terdapat sekitar 54 bayi laki-laki dan 41 bayi perempuan yang meninggal. Namun demikian, pada tahun 2004 terdapat sekitar 53 bayi laki-laki dan 40 bayi perempuan yang meninggal. Target Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian sampai 40 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Data angka kematian bayi untuk tahun 2006, diperoleh dari laporan registrasi puskesmas adalah sebanyak 59 kematian bayi dan kelahiran hidup sebanyak 4.150 kejadian sehingga berdasarkan laporan tersebut angka kematian bayi yang ada sebesar 14,22 per 1000 kelahiran hidup. Namun emikian, angka tersebut belum mencerminkan kondisi sesungguhnya mengingat pencatatan vital masalah kependudukan (lahir, mati, dan pindah) belum bagus sehingga diduga pelaporan banyaknya kelahiran baik yang hidup maupun yang mati tidak semuanya tercatat. Apalagi jika dilihat lebih jauh di daerah pedesaan yang masih belum terjangkau fasilitas kesehatan, masyarakat masih menggunakan bidan kampung dimana resiko pada saat proses kelahirannya lebih tinggi.

Angka harapan hidup adalah salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengetahui rencana pembangunan di bidang kesehatan di masa yang akan datang sekaligus sebagai evaluasi pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan. Angka harapan hidupjuga dibedakan menurut jenis kelamin.

Rata-rata angka harapan hidup penduduk laki-laki Kabupaten Bengkayang tahun 2004 adalah sebesar 65,30 dan meningkat menjadi sebesar 66,10 pada tahun 2005. Selanjutnya, rata-rata angka harapan hidup penduduk perempuan Kabupaten Bengkayang tahun 2004 adalah sebesar 69,20 dan meningkat menjadi 70,10 pada tahun 2005. Dengan demikian, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hidup penduduk perempuan lebih lama dibanding dengan penduduk laki-laki. Hal ini disebabkan karena perbedaan daya tahan hidup antara penduduk laki-laki dengan perempuan. Rata-rata daya tahan hidup penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Sebagai contoh, pada saat lahir, bayi laki-laki lebih sering terkena penyakit kuning yang rawan berakibat pada kematian bayi laki-laki sedangkan bayi perempuan lebih jarang mengalaminya. Pada saat dewasa, penduduk laki-laki juga lebih sering bekerja pada bidang yang berhubungan langsung dengan hal-hal yang membahayakan nyawa sedangkan penduduk perempuan jarang yang bekerja pada bidang tersebut.

9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukan besaran rasio antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Adapun yang masuk angkatan kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja yang bekerja (employed), tidak bekerja, dan mencari pekerjaan (unemployed). Yang masuk dalam kategori bukan angkatan kerja (not in labour force) adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, dan melaksanakan kegiatan lainnya (pensiun, cacat, dan sebagainya).

Pendekatan angkatan kerja memiliki aturan dasar yang harus konsisten. Azas pertama adalah eksklusivitas yang berarti bahwa penduduk usia kerja hanya dapat digolongkan dalam satu kategori dalam komposisi penduduk usia kerja. Seseorang yang dikategorikan bekerja tidak boleh dimasukkan lagi dalam kategori sekolah atau mengurus rumah tangga meskipun dalam kenyataannya orang tersebut melakukan dua aktivitas yang berbeda. Azas kedua adalah prioritas yang berarti bahwa urutan prioritas kategori ditentukan secara pasti, yaitu bekerja, mencari pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Jika
seseorang bekerja tetapi juga sekolah maka orang tersebut digolongkan sebagai penduduk bekerja. Demikian pula, bila seseorang mengurus rumah tangga tetapi juga bekerja maka orang tersebut dikategorikan sebagai bekerja meskipun sebagian besar waktu yang dimiliki digunakan untuk mengurus rumah tangga atau sekolah. Azas ketiga adalah rujukan waktu, BPS menggunakan konsep seminggu terakhir sebagai rujukan waktu survei.

BPS mendefinisikan bekerja sebagai kegiatan ekonomi yang dimaksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh upah atau gaji, pendapatan atau keuntungan, paling tidak satu jam selama periode yang termasuk dalam rujukan survei (seminggu yang lalu). Selanjutnya, konsep mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei, orang tersebut sedang mencari pekerjaan. Konsep mencari pekerjaan tidak terbatas pada rujukan waktu seminggu yang lalu karena jika mereka sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan permohonannya telah dikirim lebih dari seminggu yang lalu maka tetap dianggap sebagai mencari kerja.


Tabel persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kegiatan seminggu yang lalu dan jenis kelamin

TABEL 4.2.1. PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN SEMINGGU YANG LALU DAN JENIS KELAMIN
Table
Percentage of 10 Years Age and Over Population by Type of Activity During The Previous Week and Sex
2006
Jenis Kegiatan
Type of Activity Laki-laki
Male Perempuan
Female Jumlah
Total
(1) (2) (3) (4)
1. Angkatan Kerja 74,54 42,04 59,22
- Bekerja 69,06 33,98 52,53
- Mencari Kerja 5,48 8,06 6,70
2. Bukan Angkatan Kerja 25,46 57,96 40,78
- Sekolah 21,62 21,57 21,60
- Mengurus Rumah Tangga 0,16 33,65 15,94
- Lainnya 3,68 2,74 3,23
Sumber/Source: BPS Kabupaten Bengkayang
Keterangan/Explanation: diolah dari Susenas 2006


Berdasarkan hasil Susenas tahun 2006, diketahui bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Bengkayang adalah sebesar 59,22 persen, baik yang sedang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2006, dari 100 enduduk usia kerja (15 tahun keatas), terdapat diantaranya 59 orang yang masuk dalam angkatan kerja atau dengan kata lain, ada sekitar 59 persen penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi. Dilihat menurut jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi ibandingkan TPAK perempuan. Hal ini dirasa wajar mengingat perempuan lebih banyak mengurus rumah tangga dan bukan masuk dalam penduduk yang aktif secara ekonomi.













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai hal yang telah dijelaskan didepan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten baru di provinsi Kalimantan Barat yang mulai terbentuk setelah adanya undang-undang otonomi daerah. Dasar pembentukan Kabupaten Bengkayang adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999.
2. Penduduk Kabupaten Bengkayang masih didominasi oleh penduduk usia muda sehingga
beban ketergantungan (dependency ratio) masih sangat tinggi. Selain itu, komposisi
penduduk perempuan lebih sedikit dibanding penduduk laki-laki.
3. Rata-rata pendidikan perempuan di Kabupaten Bengkayang masih lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata pendidikan laki-laki. Namun demikian, kemampuan
bertahan perempuan di tingkat pendidikan tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

B. Saran

1. Perlu adanya perhatian pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam hal pembangunan daerah agar perkembangannya lebih baik.
2. Diperlukan upaya nyata untuk meningkatkan pembangunan SDM yang lebih baik agar Kabupaten Bengayang lebih maju lagi.









Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bengkayang
http://www.bengkayangkab.go.id/profile/view/53
http://kalbar.bps.go.id/Bengkayang/file/product/kda/grafikkda/grafikpenduduk_files/image003.gi f
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bengkayang
http://disbudpar.kalbarprov.go.id/news/238-visit-kalbar-2010.html
http://www.bengkayangkab.go.id/profile/view/53